Gambar Sampul Bahasa Indonesia · d_Bab 4 Hobi yang Mengasyikkan
Bahasa Indonesia · d_Bab 4 Hobi yang Mengasyikkan
Sunardi

24/08/2021 11:54:20

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Di mana pun dan kapan pun, kita selalu mendengarkan pembicaraan dan

memahami tulisan. Ketika melakukan percakapan, kita tidak hanya

menyampaikan gagasan tetapi juga mendengarkan pembicaraan. Ketika dalam

perjalanan, kita disuguhi berbagai tulisan dalam wujud nama toko, baliho, iklan,

petunjuk arah, SMS, dan lain-lain. Maka jangan heran kalau di rumah ada koran,

majalah, atau buku; di bandara, stasiun kereta api, dan di pelabuhan terdapat

berbagai tulisan. Maksud tulisan itu dapat diketahu kalau dibaca. Ini menunjukkan

bahwa membaca itu penting dan menjadi kebutuhan, tetapi ada juga yang

menganggapnya sebagai hobi. Sejalan dengan hal itu, melalui pelajaran ini Anda

akan belajar mendengarkan ceramah dan membicarakan isi artikel atau buku

yang disajikan dengan kalimat efektif, merangkum isi bacaan; menyusun paragraf

narasi agar dibaca orang lain, mengidentifikasi kata baku dalam kalimat efektif

baik dalam wacana prosa maupun puisi.

Pelajaran 4

Membaca, Hobi yang

Mengasyikkan

Sumber:

Ensiklopedi Umum untuk Pelajar

Kemampuan Berbahasa

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

38

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menilai isi khotbah/ceramah.

Menilai Isi Ceramah

Ceramah biasanya disampaikan dalam pertemuan ilmiah. Melalui ceramah, pembicara

menyampaikan sesuatu, pengetahuan, dan lain-lain kepada pendengar. Selain berbicara,

penceramah, harus berani, tenang, sanggup melakukan reaksi yang cepat dan tepat, sanggup

menyampaikan ide secara lancar dan teratur, serta sanggup melakukan gerak-gerik yang

tidak canggung.

Nilai ceramah biasanya dititikberatkan pada sikap pembicara, isi ceramah, dan cara

pembicara berceramah.

Uji Kompetensi 4.1

Ikutilah salah satu ceramah, kemudian catatlah kapan, di mana, dalam kegiatan apa ceramah

dilakukan, siapa pembicaranya, apa isi pokok ceramahnya! Setelah itu, nilailah sikap

penceramah, materi ceramahnya, dan cara pembicara berceramah! Untuk keperluan itu, Anda

dapat membuat format komentar dengan memodifikasi format nilai sambutan pada Pelajaran 1

dengan mengubah judulnya menjadi Nilai Ceramah.

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menyampaikan uraian tentang topik tertentu

dari hasil membaca (artikel dan atau buku) secara lisan dengan

kalimat efektif.

Menyampaikan uraian isi artikel/atau buku dengan kalimat efektif

Memiliki

kesepadanan

,

hemat

, memiliki

kesejajaran

bentuk bahasa mengandung

ide

pokok

, dan

variatif

adalah ciri kalimat efektif. Hal itu telah kita pelajari pada pelajaran terdahulu.

Masih ingat, bukan? Pada bagian kedua ini pun kita masih mempelajari kalimat efektif tetapi

dikhususkan pada kesejajaran dan penekanan ide pokok.

1. Mengidentifikasi kesejajaran dalam kalimat

Kesejajaran tampak dari pemakaian struktur yang sama yang disusun secara urut.

Perhatikan kata-kata yang tercetak miring pada contoh berikut.

Membaca, Hobi yang Mengasyikkan

39

– Harga BBM tidak

dinaikkan

, tetapi

disesuaikan

.

– Cara

mencampur

,

menuang

, dan

memasak

diterangkan dengan jelas pada demo masak

tersebut.

– Masalah pokok yang minta perhatian adalah

penciptaan

lapangan kerja,

pemberdayaan

SDM,

penghentian

praktik-praktik KKN, dan

pemberantasan

korupsi.

Pada contoh tersebut kata kerja

dinaikkan

dan

disesuaikan

memiliki kesejajaran

bentuk. Begitu pula kata kerja

mencampur

,

menuang

, dan

memasak

serta kata benda

penciptaan

,

pemberdayaan

,

penghentian

, dan

pemberantasan

.

Uji Kompetensi 4.2

Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam kalimat-kalimat berikut supaya terbentuk

kesejajaran!

1.

Tanam

,

pelihara, panen

, dan

jual

padi dilakukan di tengah sawah.

2. Dahulu cerita lucu yang diakibatkan oleh

bodoh

,

cerdik

,

malas

,

kecewa

banyak

dikisahkan dari mulut ke mulut.

3. Filateli bukan sekadar

pilih

dan

tempel

kertas mungil bergerigi saja, tetapi juga

cari

kepuasan.

4. Menjadi filatelis tidak hanya dibutuhkan

telaten

dan

teliti,

tetapi juga

disiplin

.

2. Mengidentifikasi penekanan dalam kalimat efektif

Kalimat umumnya menyajikan beberapa gagasan. Dari sekian gagasan itu tentu ada

bagian yang dianggap lebih penting dan ada yang dianggap kurang penting. Dalam bahasa

lisan, bagian yang dianggap penting biasanya dilafalkan tempo lambat-lambat, dengan

tekanan keras, dan dengan nada tinggi.

Dalam bahasa tulis, bagian atau yang dipentingkan umumnya ditempatkan pada awal

kalimat. Kecuali itu, bagian yang dianggap penting itu diulang-ulang, disajikan secara

logis, dibubuhi partikel pementing. Untuk menghidarkan pembaca dari kebosanan, bagian-

bagian itu dinyatakan dengan kalimat yang variatif. Perhatikan contoh berikut!

a.

Kami

membicarakan hobi kaum remaja (yang dipentingkan:

pelakunya

, ditempatkan

pada awal kalimat).

b. Permohonan disusun baik-baik, dimintakan persetujuan kemudian dikirim via pos

(urutannya

logis

).

c.

Itu

harapan saya dan

itu

harapan orang tua (yang dipentingkan:

itu

diulang-ulang).

d.

Andalah

yang bertanggung jawab, bukan saya (yang dipentingkan:

Anda

dibubuhi partikel

pementing

lah

).

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

40

Uji Kompetensi 4.3

1. Ubahlah kalimat berikut dengan cara menempatkan bagian penting, bagian yang dicetak

miring pada awal kalimat!

a. Novi sudah menjadi seorang filatelis

sejak kelas 5 SD

.

b. Kalangan akademisi dapat memahami

kenaikan bea meterai

.

2. Bubuhkan partikel-

lah

pada kata yang tepat pada kalimat berikut.

a. PT Pos Indonesia yang mengeluarkan prangko baru.

b. Karena hobi semata kertas mungil bergerigi pun dikumpulkannya.

3. Perbaikilah kalimat berikut agar urutannya logis!

a. Makin banyak makin lama koleksinya.

b. Kebanyakan orang bilang itu hobi. Mengoleksi prangko memang mengasyikkan.

4. Susunlah kembali kalimat berikut, masing-masing dalam dua variasi yang mungkin!

a. Dinas Pendidikan waktu itu menyosialisasikan agar kepada anak-anak cinta prangko.

b.

Filateli

berasal dari kata

philos

(teman) dan

atelia

(pembebasan) yang bermakna

penerima surat bebas bea kirim.

3. Menyampaikan uraian tentang topik tertentu hasil membaca artikel atau buku

Pada pelajaran yang lalu Anda telah belajar membaca, menemukan pokok-pokok

pikiran yang terdapat di dalamnya, dan bahkan menyampaikannya kepada orang lain.

Pada pelajaran ini pun hal itu masih perlu Anda lakukan sekali lagi.

Uji Kompetensi 4.4

Bacalah penggalan artikel berikut, kemudian jelaskan pokok-pokok pikiran yang terdapat

dalam setiap paragrafnya!

Handphone Sudah Menjadi Kebutuhan Masyarakat DIY

Kegemaran berkomunikasi dengan handphone (HP) di Daerah Istimewa

Yogyakarta sangat marak. HP tidak lagi eksklusif dan hanya menjadi konsumsi

masyarakat kalangan atas semata. Penggemar HP datang dari masyarakat kalangan

mana saja. Bukan hanya itu. HP yang beberapa waktu yang lalu merupakan bagian

dari gaya hidup, kini sudah menjadi kebutuhan hidup.

Hal itu terungkap dari hasil jajak pendapat yang dilakukan 17-18 Februari 2005.

Sebanyak 235 responden berusia minimal 17 tahun yang berdomisili di Yogyakarta

dan sekitarnya dipilih secara proporsional dan acak dengan menggunakan

pencuplikan sistematis dari buku telepon terbaru. Menggunakan metode ini, pada

tingkat kepercayaan 95%, kekeliruan pencuplikan penelitian ± 8,39%.

Kompas

, 4 Maret 2005

Membaca, Hobi yang Mengasyikkan

41

C. Membaca

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat merangkum isi bahasan tentang

kemasyarakatan.

Merangkum Isi Bacaan

Pada pelajaran yang lalu Anda telah belajar membuat rangkuman. Merangkum dapat

pula dilakukan dengan memasukkan pokok-pokok pikiran dalam uraian panjang ke dalam

satu uraian singkat.

Uji Kompetensi 4.5

1. Rangkumlah artikel berikut dengan kalimat efektif dengan menentukan gagasan-gagasan

utama setiap paragrafnya lebih dahulu!

Minat Baca Masyarakat terhadap Daya Beli

Baca oke, beli nanti dulu. Ungkapan ini sangat tepat menggambarkan bagaimana

kondisi masyarakat Indonesia saat ini terhadap buku. Minat baca atau kebiasaan

membaca buku, terutama di perkotaan, tidak seburuk yang selama ini banyak

dibicarakan orang. Hanya saja, besarnya minat baca belum diimbangi tingkat

konsumsi mereka, terutama dalam membeli buku.

Hal ini terkesan dari hasil jajak pendapat Kompas di 10 kota besar di Indonesia

yang dilakukan pada tanggal 7 – 8 Februari lalu. Jajak pendapat mengungkap bahwa

lebih dari 70 persen responden mempunyai kebiasaan membaca buku, minimal

seminggu sekali. Proporsi demikian tentu tergolong besar. Bahkan, jika ditelusuri

lebih detail, responden yang mempunyai kebiasaan membaca buku tiap hari mencapai

lebih dari seperempat dari seluruh responden atau sekitar 28 persen. Sementara

itu, sebagian (35 persen) responden biasanya dalam seminggu meluangkan waktu

untuk membaca buku satu sampai tiga kali.

Kendati mayoritas responden sudah punya kebiasaan membaca buku, tidak

serta-merta mereka tergolong sebagai pembaca fanatik. Setidaknya, perilaku ini

tampak dari besar kecilnya waktu yang mereka habiskan saat membaca buku.

Dalam jajak pendapat ini waktu yang dihabiskan untuk kegiatan menambah wawasan

itu relatif masih sedikit. Mereka yang punya kebiasaan membaca buku tersebut

lebih dari separuhnya (51 persen) hanya menghabiskan waktu untuk kegiatan itu

kurang dari satu jam setiap harinya. Sementara waktu yang dialokasikan sekitar 39

persen responden lainnya untuk membaca buku antara satu dan dua jam per hari.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

42

Tabel Kebiasaan Responden Membaca Buku

Menurut Tingkat Pendidikannya (%)

Tingkat

Intensitas Responden Membaca Buku

Total

Pendidikan

Tiap hari

4 – 6 Kali 1 – 3 Kali

Tidak Punya

Tidak Tahu/

Seminggu Seminggu

Kebiasa an

Menjawab

Rendah

14,6

0,0

22,0

53,7

9,8

100

Menengah

23,9

6,0

38,3

29,0

2,9

100

Tinggi

35,5

13,0

30,7

19,5

1,4

100

N = 786

Berbicara mengenai jenis buku yang paling banyak diminati oleh responden,

jajak pendapat ini mengungkap bahwa sebagian besar responden umumnya lebih

menyukai buku-buku fiksi, seperti novel dan buku sastra lainnya. Selain buku fiksi,

urutan selanjutnya adalah buku agama dan buku ilmu pengetahuan (iptek). Menyusul

kemudian komik, buku-buku panduan (

how to

), dan buku-buku nonfiksi lainnya,

seperti politik, ekonomi, dan sosial.

Kompas

, 19 Februari 2005

2. Berikut disajikan dua penggalan artikel yang memiliki kesamaan topik. Bacalah dengan

cermat, kemudian rangkumlah dalam satu paragraf singkat!

Artikel 1

Pada awalnya konsep cerpen memang tidak begitu jelas. Sketsa, fragmen

esai-esai yang mengangkat kehidupan sehari-hari, cerita-cerita ringan dan lucu,

cerita bersambung (

feulleton

) atau kisah tragedi percintaan yang diambil dari suatu

peristiwa yang pernah menjadi berita aktual, semua disebut cerita. Baru memasuki

abad ke-20, cerita-cerita yang pendek itu diberi label cerita pendek meski tak pernah

disingkat cerpen. Ajip Rosidi (

Tjerita Pendek Indonesia

, 1959) yang menempatkan

Muhammad Kasim dan Soeman Hs sebagai perintis cerpen Indonesia, menelusuri

jejak cerpen dari tradisi sastra lisan penglipur lara dengan tokoh-tokoh si Kabayan,

Lebai Malang, dan

Joko Dolog

.

Pandangan itu agaknya perlu didiskusikan lagi. Masalahnya Ajip hanya

menyimak majalah

Pandji Poestaka

(1923) yang banyak memuat cerita-cerita lucu

M. Kasim yang belakangan diterbitkan sebagai kumpulan cerita lucu (

Teman Duduk

,

1936). Padahal sebelum terbit

Pandji Poestaka

, banyak koran dan majalah - termasuk

Sri

Poestaka

(1918) yang memuat cerita-cerita ringan seperti itu meskipun tidak

semuanya berupa cerita lucu. Karena itu, penelusuran pada jejak cerpen Indonesia

lebih awal perlu memerhatikan kehadiran koran dan majalah yang terbit mendahului

Pandji Poestaka

.

Dari Maman S. Mahayana, “Mencari Jejak Cerpen Indonesia,” dalam

Republika

, 8 Februari 2004

Membaca, Hobi yang Mengasyikkan

43

Artikel 2

Siapa bapak cerita pendek Indonesia? Pertanyaan ini berarti pula siapa penulis

cerita pendek pertama di Indonesia. Menurut sumber-sumber saya yang sangat

terbatas, maka pertanyaan itu harus kita cari dalam dekade 30-an. Di situ kita

menemukan bahwa mereka yang menulis cerita pendek pada masa itu adalah

Muhammad Kasim, Suman Hs, Hamka, Armijn Pane, dan Idrus.

Dari lima penulis yang saya sebut tadi masing-masing telah mengumpulkan

cerpen-cerpennya dalam satu buku. Muhammad Kasim menerbitkan

Teman Duduk

(1936), Suman Hs menerbitkan

Kawan Bergelut

(1938), Hamka menerbitkan

Di

dalam Lembah Kehidupan

(1940), dan Armijn Pane yang telah menulis cerpen

sekitar 1935 baru membukukan karya-karyanya tahun 1953, yakni

Manusia Baru

,

sedangkan Idrus menerbitkan cerpennya dalam buku

Dari Ave Maria ke Jalan Lain

ke Roma

(1948).

Mengapa saya mengajukan lima penulis itu sebagai bapak-bapak cerpen kita

dan bukan menunjuk Muhammad Kasim saja sebagai pemula cerita pendek Indo-

nesia? Jawaban saya: karena mencari tradisi. Dari lima penulis tadi akhirnya hanya

dua orang saja yang menjadi dasar penulisan cerita pendek Indonesia.

Dari Pamusuk Eneste (ed.),

Cerpen Indonesia Mutakhir: Antologi Esei dan Kritik.

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menyusun beberapa paragraf naratif faktual

tentang riwayat tokoh (ilmuwan, pejuang, dan sebagainya).

Menyusun Paragraf Naratif

Seperti sudah kita pelajari, narasi merupakan karangan yang berisi kisah atau cerita.

Unsur penting dari narasi terletak pada perbuatan, latar waktu, dan latar tempat.

Uji Kompetensi 4.6

1. Berikut disajikan dua paragraf naratif. Sayang urutannya kacau. Cobalah urutkanlah kalimat-

kalimatnya agar masing-masing membentuk narasi menarik!

a. Paragraf 1

1) “Gempa! Gempa!” teriak mereka.

2) Pagi itu tanggal 27 Mei 2006 saya sedang melakukan

jogging

keliling kampung.

3) Puluhan orang berhamburan keluar rumah.

4) Suara gemuruh terdengar memekakkan telinga.

5) Tiba-tiba terasa tanah tempat saya berpijak bergoyang-goyang.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

44

b. Paragraf 2

1) “Adalah tidak adil kalau Pak Lurah tidak melindungi kami.”

2) “Pokoknya, Pak Lurah mau mengesahkan pendirian kampung kami apa tidak?”

3) “Sebaliknya adalah tidak adil bila saya biarkan suatu kuburan yang masih dimuliakan

keturunannya seenaknya saja kalian jadikan tempat tinggal.”

4) “Tidak bisa!” suara Pak Lurah tak kalah lantang.

2. Tuliskan kembali sebuah dongeng yang Anda kuasai (misalnya Malin Kundang, Sangkuriang,

Kancil dan Buaya, Bandung Bondowoso, maupun Joko Bodo) menjadi narasi yang menarik.

E. Ada Apa dalam Bahasa Kita

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengidentifikasi jenis-jenis klausa.

Mengidentifikasi pola dan jenis klausa

1. Mengidentifikasi klausa

Perhatikanlah pernyataan berikut!

Sebagian besar responden lebih menyukai buku-buku fiksi.

Pernyataan di atas terjadi dari tiga bagian, yaitu

Sebagian besar responden, lebih

menyukai,

dan

buku-buku fiksi.

Masing-masing disebut frase, bukan kalimat. Frase

Sebagian

besar responden

berfungsi sebagai subjek,

lebih menyukai

sebagai predikat, dan

buku-

buku fiksi

sebagai objek. Karena memiliki unsur subjek dan predikat, bahkan objek,

pernyataan di atas disebut

klausa

. Oleh karena dimulai huruf kapital dan diakhiri tanda

titik (.), klausa di atas disebut kalimat.

Uji Kompetensi 4.8

Tentukan mana yang termasuk klausa!

1. perbuatan terpuji

5. makin lama makin sukar

2. ini bukan milikku

6.

dia pandai

3. engkau boleh ikut

7. ini buku tulis

4. bukan main indahnya

8. rumah itu sudah dijual

2. Mengidentifikasi pola klausa

Kata atau frase sebagai unsur klausa dapat dimasukkan ke dalam kategori (kelas

atau jenis kata) tertentu. Ada yang dimasukkan ke dalam jenis (1) kata benda (

nomina

),

(2) kata kerja (

verba

), (3) kata sifat (

ajektiva

), (4) kata keterangan (

adverbia

), dan (5) kata

tugas.

Membaca, Hobi yang Mengasyikkan

45

Pada klausa

kami belajar

, misalnya, kata

kami

yang berfungsi sebagai subjek (S)

dimasukkan ke dalam jenis kata benda (

nomina

, KB) dan

belajar

sebagai predikat (P) ke

dalam jenis kata kerja (

verba

, KK). Dengan cara demikian, klausa

kami belajar

dapat

dipolakan sebagai KB + KK. Dengan cara seperti itu pola klausa dapat disusun.

Uji Kompetensi 4.9

Tentukan pola klausa berikut!

1. kami tinggal di Solo

2. mereka di Jakarta

3. kami pelajar SMA

4. mereka pelajar MA

5. kami gemar membaca

6. teman kami banyak sekali

7. kami sedang belajar bahasa

8. bahasa Indonesia itu tidak sukar

3. Mengidentifikasi jenis klausa

Jumlah klausa dalam kalimat tidak tentu, adakalanya satu, adakalanya lebih. Bahkan,

ada kalimat tanpa klausa. Kalimat yang terjadi dari satu klausa disebut kalimat tunggal,

yang terjadi dari dua klausa atau lebih disebut kalimat majemuk. Adapun kalimat yang

tidak memiliki klausa disebut

kalimat

minor

.

Kalimat majemuk

Saya belajar dan dia bermain-main

, misalnya, terjadi dari dua klausa.

Klausa pertama,

Saya belajar

dan klausa kedua

dia bermain-main

. Keduanya dirangkai

dengan kata penghubung

dan

.

Kalimat

Klausa 1

Penghubung

Klausa 2

Saya belajar

dan

dia bermain-main

S1

P1

S2

P2

Saya

belajar

dia

bermain-main

Kedua klausa pada kalimat majemuk di atas setara. Tidak ada klausa yang lebih

rendah dan tidak ada yang lebih tinggi. Kesetaraannya tampak pada tiadanya perubahan

makna bila keduanya dipertukarkan menjadi

Dia bermain-main dan saya belajar.

Bandingkan dengan kalimat

Saya belajar ketika dia bermain-main

.

Saya

sebagai

S

,

belajar

P

, dan

ketika dia bermain-main

sebagai

keterangan

. Pada keterangan terdapat

klausa

dia bermain-main

(

dia

S

,

bermain-main

P

). Kata

ketika

digunakan untuk

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

46

○○○○○○○○○

menghubungkannya dengan klausa yang lebih tinggi. Karena menjadi bagian keterangan

dari klausa yang lebih tinggi, klausa

dia bermain-main

disebut klausa bawahan, sedangkan

klausa yang lebih tinggi disebut klausa utama.

Kalimat

Klausa Utama

S1

P1

K1

Saya

belajar

Penghubung

Klausa Bawahan

ketika

S2

P2

dia

bermain-main

Uji Kompetensi 4.10

1. Berapakah jumlah klausa yang terdapat dalam kalimat berikut?

a. Jika tidak ada aral, dua tahun lagi saya memasuki dunia perguruan tinggi.

b. Kami mendengar berita bahwa prangko seri terbaru akan segera terbit.

c. Mereka membersihkan lantai dengan menggunakan peralatan modern.

d. Seandainya kamu mau datang, keluarga saya akan senang sekali.

2. Kalimat manakah yang memiliki klausa bawahan?

a. Adik saya belum bersekolah, tetapi ia sudah dapat menulis.

b. Saya senang sekali karena udara kota Malang sangat sejuk.

c. Bila tidak ada apa-apa, saya akan tinggal selama dua minggu.

Rangkuman

1. Menilai ceramah biasanya menitikberatkan pada pembicara, materi ceramah, dan

cara penyampaian.

Membaca, Hobi yang Mengasyikkan

47

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

2. Kesejajaran dalam kalimat efektif tampak dari pemakaian struktur yang sama yang

disusun secara urut. Dalam kalimat efektif ada gagasan yang dianggap penting dan

ada yang kurang penting. Gagasan yang penting biasanya dilafalkan dengan tempo

lambat-lambat, dengan tekanan keras, dan dengan nada tinggi. Dalam dalam bahasa

tulis, bagian itu umumnya ditempatkan pada awal kalimat, dikemukakan berulang-

ulang, disajikan secara logis, atau dibubuhi partikel pementing. Untuk menghidarkan

pembaca dari kebonanan, bagian-bagian itu dinyatakan dengan kalimat yang variatif.

3. Merangkum isi bacaan dapat dilakukan dengan mempersingkat beberapa uraian

panjang ke dalam satu uraian saja.

4. Menyusun narasi pada hakikatnya membuat karangan yang berisi kisah atau cerita

mengenai perbuatan pada latar waktu dan tempat perbuatan itu berlangsung.

5. Klausa dapat diidentifikasi dengan melakukan analisis terhadap unsur-unsur sebuah

pernyataan. Kalau

memiliki unsur subjek dan predikat, pernyataan di atas disebut

klausa

.

a. Ditinjau dari jenisnya, ada unsur kluasa yang tergolong (1) kata benda (

nomina

),

(2) kata kerja (

verba

), (3) kata sifat (

ajektiva

), (4) atau kata keterangan (

adverbia

).

Dengan cara demikian, klausa ada yang berpola (1) KB + KK, (2) KB + KK, (3)

KB + KS, dan lain-lain.

b. Jumlah klausa dalam kalimat tidak tentu. Adakalanya tidak ada, adakalanya

satu, dan adakalanya lebih dari satu. Kalimat tanpa klausa disebut

kalimat

mi-

nor

. Kalimat yang terjadi dari satu klausa atau lebih disebut

kalimat mayor

.

Kalimat yang terjadi dari satu klausa disebut kalimat tunggal, yang terjadi dari

dua klausa atau lebih disebut kalimat majemuk.

Evaluasi

1. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai isi penggalan ceramah berikut?

Saya memahami apa yang Saudara alami karena saya pun mengalaminya. Situasi sekarang

sangat menyengsarakan dan menyakitkan. Korupsi, kolusi, nepotisme, aroganisme,

ketimpangan, kebodohan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan menerpa kita semua. Kenyataan

ini tidak boleh dibiarkan. Kita tidak boleh menjadi penonton. Keadaan tidak akan berubah

hanya dengan berkeluh kesah. Mari bersatu dan berjuang. Percayalah, saya adalah orang

pertama yang akan berdiri di depan Saudara-saudara. Dengan doa dan dukungan Saudara,

saya siap mempertaruhkan segalanya demi keinginan dan harapan Saudara.

2. Perbaikilah kalimat berikut menjadi lebih efektif!

a. Pelaku pemalsuan uang telah diadili dan ditangkap.

b. Para siswa sedang membicarakan tentang hobi mereka masing-masing.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

48

3. Rangkumlah penggalan berikut ke dalam beberapa kalimat!

Kesukaan alias hobi orang memang macam-macam. Ada yang mempunyai hobi melintas

alam dengan mobil. Namanya juga lintas alam, tentu saja yang dilalui sama sekali tidak

tersentuh aspal, malah mungkin belum tersentuh manusia. Oleh karenanya, orang

menamakan off road. Mobil yang digunakan, mau tidak mau, harus bergardan ganda

(4 WD, four wheel drive) yang umumnya berjenis jeep.

4. Berikut disajikan sebuah paragraf. Sayang urutannya kacau. Urutkanlah kalimat-kalimatnya

agar masing-masing membentuk narasi menarik!

a. Begitu orang mengenal mobil, binatang penghela bajak pun diganti tenaga mobil.

b. Dengan cangkul tanah digemburkan.

c. Dulu orang menggunakan tenaga manusia untuk mengolah tanah.

d. Mobil ini dikenal dengan nama traktor.

e. Namanya pun berubah menjadi bajak.

f. Pacul tidak diayunkan dengan tangan tapi dihela sapi, kerbau, atau kuda.

g. Setelah tahu bahwa binatang dapat dimanfaatkan tenaganya, orang mulai memanfaatkannya.

h. Tentu saja bentuk pacul-seret ini berubah.

5. Tentukan fungsi klausa yang ditulis dengan huruf miring dalam kalimat berikut!

a.

Bahwa makanan pokok orang Indonesia tidak hanya beras

rasanya sudah kita ketahui.

b.

Bila dirasa stok beras sedikit saja berkurang

, pemerintah langsung impor beras.

Refleksi

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.